Jumat, 18 Maret 2011 kemarin, dewan direksi Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICAAN), yang mengawasi sistem penamaan dalam internet, menyetujui pembentukan distrik online 'lampu merah' untuk situs-situs pornografi. Ini adalah antiklimaks dari pertempuran sepanjang satu dekade terkait penamaan itu.
Sebelumnya, kelompok religius menentang penamaan '.xxx' ini. Mereka berpendapat dengan memberikan domain khusus pada situs-situs dewaasa, adalah bentuk legitimasi terhadap isinya, dengan segala kemesumannya.
Sebaliknya para pegiat pornografi kahwatir, dengan memberi domain khusus para konten porno, akan mempermudah pemerintah memblokir situs mereka. Salah satunya, Diane Duke, direktur eksekutif industri hiburan khusus dewasa, Free Speech Coalition dalam pernyataannya menuding ICANN telah melanggar kebebasan berbicara dalam internet.
Sementara para pendukung kebijakan ini menganggap dengan disetujuinya domain .xxx tersebut, telah sesuai dengan prinsip keterbukaan sebagai dampak pertumbuhan internet.
Sementara ide domain .xxx jadi perdebatan filosofis yang panas, untuk perusahaan yang mendaftarkan domain tersebut, itu hanya berarti uang.
ICM Registry dan CEO-nya, Stuart Lawley bersiap mengeruk keuntungan dari domain baru ini. Sebab, perusahaan itu yang akan berwenang mengumpulkan dana dari para pengguna domain .xxx.
Lawley berencana memungut biaya US$60 per tahun bagi siapapun yang berniat menggunakan domain ini. Harga ini jauh lebih besar dari penyedia domain lain yang memungut biaya sekitar Us$10, bahkan kurang. Lawley optimistis bakal menjual 500.000 domain sepanjang musim panas ini. "Ini akan sangat menguntungkan," ujar dia, seperti dimuat AP, Sabtu 19 Maret 2011.
Sebelumnya, CANN telah berulang kali menolak aplikasi Lawley sejak tahun 2000, di bawah tekanan dari kelompok Kristen dan pemerintah yang tidak senang dengan penyebaran pornografi lewat online.
Namun, Lawley membela diri dengan menyatakan, domain khusus ini adalah cara bagi orang tua untuk lebih mudah memblokir akses ke konten tersebut. Juga penyaring web. Sebab, semua konten porno dan mesum akan diberi label jelas, .xxx.
Meski sudah memiliki rumah tersendiri, industri hiburan dewasa masih bisa menempati rumah lama, baik yang memakai domain .COM dan sebagainya. Adapun domain .XXX yang baru itu akan dikelola oleh ICM Registry dari Florida.
ICM menjanjikan .XXX akan menjadi tempat terpercaya bagi pengunjung situs porno. ICM akan memonitor situs-situs yang terdaftar dengan domain .XXX untuk mencegah spam, virus, dan kegiatan ilegal lain di dunia maya.
Selain itu, mereka juga akan memungut ongkos pendaftaran dan memakainya untuk kegiatan mempromosikan kebebasan berbicara dan memerangi pornografi anak-anak. "Saat ini, konsumen tak tahu situs mana yang memakai standar yang baik atau yang membawa virus," kata Stuart Lawley, orang nomor satu di ICM Registry dalam sebuah wawancara.
Namun domain itu memang tak lepas dari kritik pedas pemerintahan Obama. Kelahiran itu diperkirakan justru akan membuat beberapa negara lain dengan mudah memblokirnya.
“Kami kecewa karena ICANN tak mendengar nasihat pemerintah di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat,” kata Lawrence Strickling, Asisten Menteri Perdagangan Amerika Serikat. “Keputusan ini bertentangan dengan minat publik secara global dan membuka pintu bagi pemblokiran.”
Kebanyakan industri pornografi juga berpendapat sama. Menurut mereka, jika berkumpul di rumah yang sama, kehadiran mereka akan lebih mudah diawasi dan disensor. Mereka juga mengkritik ongkos pendaftaran ribuan dolar.
"Ini membuat kami lebih mudah dibidik,” kata Diane Duke, Direktur Eksekutif Free Speech Coalition, asosiasi dagang yang mewakili banyak organisasi hiburan dewasa termasuk Hustler. “Pelaku pedofilia dan pornografi anak bukanlah bagian dari kami, kami memiliki kode etik dan kami telah berbuat sebaik-baiknya untuk menciptakan ruang bagi kaum dewasa saja."
Kekhawatiran industri hiburan dewasa memang langsung menjadi kenyataan. Juru bicara kedutaan Arab Saudi mengatakan pihaknya jelas akan langsung memblokir .XXX. "Lebih mudah, kalau Anda katakan bahwa industri pornografi akan masuk ke portal itu, lebih mudah untuk memblokirnya," ujar Nail al-Jubeir, sang juru bicara itu.
No comments:
Post a Comment